Minggu, 16 Maret 2014

Teknik Pembuatan Virgin Coconnut Oil : lanjutan Aksi SC Kimia SMP I NFBS

Pengalaman dari berbagai sumber yang menghasilkan teori, memang ada berbagai macam cara pembuatan minyak kelapa. Bisa ditilik di sini. Akan tetapi, apa yang coba kami lakukan di sini adalah tidak terpatok pada hal tersebut, meski tentu saja kami menggunakan referensi dari situ.

Sebelumnya kami daftar dulu, peralatan dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini
1. Alat-alat gelas (pipet, tabung reaksi, gelas beker)
2. Sentrifugasi (manual dan elektrik)
3. Alat pembakaran
4. Panci presto
5. Saringan
6. Kelapa parut



Hal yang pertama-tama kami lakukan terhadap kelapa parut yang sudah disediakan adalah membuatnya menjadi santan kental. Kalau secara istilah dunia pembuatan minyak kelapa, cara ini disebut cara basah. Sementara cara kering, adalah dengan langsung menggunakan parutan atau bahkan daging kelapa tanpa diparut. Bahan kering tersebut dipress sehingga mengeluarkan minyak.
Langkah kedua
Santan kental yang sudah dibuat, dipanaskan menggunakan panci presto di atas kompor dengan nyala api kecil. Pemasakan dengan panci presto ini dimaksudkan untuk menghemat waktu dikarenakan waktu ekskul SC Kimia dibatasi 1,5 jam. Pemanasan menggunakan tabung spirtus dan gelas beker bisa juga dilakukan, tetapi membutuhkan waktu yang lama hingga berkali-kali lipatnya.
Setelah kira-kira 7 menit dipanaskan dengan panci presto, santan kental telah berubah menjadi santan pecah berupa cairan yang terdiri dari dua lapis. Lapisan putih kental berada di atas kaya akan minyak disebut krim, lapisan yang lebih encer agak keruh terletak di bawah disebut skim. Lapisan krim inilah yang menyimpan potensi VCO sedangkan lapisan skim adalah lapisan air. Lapisan krim memiliki berat jenis lebih ringan dari lapisan skim, sehingga lapisan krim berada di atas, sedangkan lapisan skim berada di bawah. Lapisan skim ini tidak digunakan dalam pembuatan VCO sehingga dipisahkan dari lapisan atasnya.
Lapisan krim yang sering disebut sebagai santan pecah atau blondo, pada permukaan atasnya terdapat kilapan-kilapan titik-titik cairan. Inilah yang akan kita ambil sebagai VCO. Namun, bagaimana cara mengambil minyak pada bagian permukaan atas lapisan atas ini? Apakah cukup hanya dengan menggunakan pipet tetes?
Owh... tentunya itu pekerjaan yang cukup melelahkan, sementara waktu sudah hampir habis. Alhamdulillah, pekerjaan mengambil minyak pada permukaan atas lapisan santan pecah ini menjadi sangat terbantu dengan adanya sentrifugasi. Tapi hal ini tidak direkomendasikan untuk keperluan komersiil ya... karena bisa makan biaya yang tidak sedikit, sementara hasilnya hanya sedikit.
Pemusingan menggunakan sentrifugasi ini dilakukan kira-kira 5-15 menit. Hasilnya... bagian minyak terpisah dari blondo. Bagian minyak ada di atas, bagian blondo ada di bawah karena berat jenisnya lebih besar. Bagian minyak diambil menggunakan pipet tetes, diletakkan pada wadah lain, sedangkan bagian blondo yang tersisa disentrifugasi lagi untuk mendapatkan minyaknya. Proses sentrifugasi ini dalam aplikasi manualnya mungkin diibaratkan seperti memeras blondo sehingga diperoleh sari-sari minyak kelapa. Minyak kelapa berwarna bening dan memiliki bau yang khas, gurih, tidak tengik serta memiliki daya tahan yang cukup lama pada suhu kamar.
Sentrifugasi dilakukan sampai blondo yang ada habis, dan tidak bisa diperas lagi. Lain lagi kalau praktikan kena serangan lelah dan habis waktu. Maka, ya... sejadinya.
Alhamdulillah dari 5 butir minyak kelapa diperoleh dua volume penuh tabung reaksi sedang. Dari hari pembuatan, sekitar sebulan yang lalu, hingga hari ini, minyak tersebut disimpan pada suhu kamar, dan masih belum tercium bau tengik tanda menurunnya kualitas. Masya Allah.


Tidak ada komentar: