Minggu, 13 April 2014

Electrolyte Tester Bertenaga Baterai

Pada materi kelas VII dan XI ada praktikum menentukan daya hantar listrik suatu larutan. Untuk kelas VII biasanya masuk ke dalam sub praktikum asam basa, sementara untuk kelas XI masuk dalam materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Untuk menguji apakah suatu benda/larutan dapat menghantarkan listrik, diperlukan suatu alat disebut Electrolyte Tester. Alat ini bisa kita rancang sendiri dengan mudah, dan bisa kita pilih sumber listrik yang diambil, dari tenaga listrik permanen melalui stop kontak dari instalasi listrik atau baterai. Berikut ini dua macam alat uji elektrolit yang terdapat di laboratorium IPA Nurul Fikri Boarding School
1. Sumber Listrik : Instalasi Listrik Permanen
Alat Uji Elektrolit dengan Sumber Instalasi Listrik Permanen

Nyala Alat Uji Elektrolit

2. Sumber Listrik : Baterai


Prinsip dari kedua alat ini relatif sama. Arus yang mengalir dari katoda ke anoda diputus kemudian dihubungkan dengan batang logam yang dapat menghantarkan listrik. Biasanya logam yang digunakan adalah logam tembaga. Logam ini terpisah satu sama lain, kedua ujungnya ditempelkan pada bahan atau dicelupkan pada cairan yang akan diuji daya hantar listriknya. Indikator kemampuan daya hantar listrik bahan/larutan dapat dilihat pada nyala atau tidaknya lampu. Untuk alat 1, biasanya menggunakan lampu dengan kekuatan 5 watt, sedangkan untuk alat 2, menggunakan lampu LED dengan tegangan kecil. 

Walaupun prinsip kerjanya sama, namun, kedua alat ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sebagai berikut :

Alat Pertama
Kelebihan  
1. Nyala lampu yang dihasilkan bisa terlihat sangat jelas sehingga dapat digunakan dalam metode pembelajaran demonstrasi. 
2. Bisa dibuat sendiri dengan alat-alat yang mudah diperoleh
Kelemahan
1. Menimbulkan efek kesetrum yang cukup fatal jika tidak hati-hati dalam penggunaannya
2. Membutuhkan sumber listrik permanen (PLN) sehingga jika terjadi mati listrik, maka alat ini tidak dapat digunakan

Alat Kedua
Kelebihan
1. Karena memiliki tegangan yang rendah, maka relatif lebih aman digunakan oleh siswa, tidak menimbulkan efek kesetrum jika disentuh
2. Dalam penggunaannya tidak mengandalkan pada sumber listrik permanen, sehingga dalam keadaan mati listrikpun masih bisa digunakan asalkan baterai masih penuh. 
Kelemahan
1. Lampunya kecil, sehingga kurang terlihat jika digunakan dalam metode demonstrasi. 
2. Menggunakan baterai sekali pakai, sehingga harus dilakukan pengecekan kondisi baterai sebelum dipakai dan dilakukan penggantian baterai jika baterai habis. 

Tidak ada komentar: